blognyo wong kito

Sabtu, 20 Agustus 2011

deklarasi djuanda


Deklarasi Djuanda yang dicetuskan pada tanggal 13 Desember 1957 oleh Perdana Menteri Indonesia pada saat itu, Djuanda Kartawidjaja, adalah deklarasi yang menyatakan kepada dunia bahwa laut Indonesia adalah termasuk laut sekitar, di antara dan di dalam kepulauan Indonesia menjadi satu kesatuan wilayah NKRI.
Sebelum deklarasi Djuanda, wilayah negara Republik Indonesia mengacu pada Ordonansi Hindia Belanda 1939, yaituTeritoriale Zeeën en Maritieme Kringen Ordonantie 1939 (TZMKO 1939). Dalam peraturan zaman Hindia Belanda ini, pulau-pulau di wilayah Nusantara dipisahkan oleh laut di sekelilingnya dan setiap pulau hanya mempunyai laut di sekeliling sejauh 3 mil dari garis pantai. Ini berarti kapal asing boleh dengan bebas melayari laut yang memisahkan pulau-pulau tersebut.
Deklarasi Djuanda menyatakan bahwa Indonesia menganut prinsip-prinsip negara kepulauan (Archipelagic State) yang pada saat itu mendapat pertentangan besar dari beberapa negara, sehingga laut-laut antarpulau pun merupakan wilayah Republik Indonesia dan bukan kawasan bebas. Deklarasi Djuanda selanjutnya diresmikan menjadi UU No.4/PRP/1960 tentang Perairan Indonesia. Akibatnya luas wilayah Republik Indonesia berganda 2,5 kali lipat dari 2.027.087 km² menjadi 5.193.250 km² dengan pengecualian Irian Jaya yang walaupun wilayah Indonesia tapi waktu itu belum diakui secara internasional.
Berdasarkan perhitungan 196 garis batas lurus (straight baselines) dari titik pulau terluar ( kecuali Irian Jaya ), terciptalah garis maya batas mengelilingi RI sepanjang 8.069,8 mil laut[1].
Setelah melalui perjuangan yang penjang, deklarasi ini pada tahun 1982 akhirnya dapat diterima dan ditetapkan dalam konvensi hukum laut PBB ke-III Tahun 1982 (United Nations Convention On The Law of The Sea/UNCLOS 1982). Selanjutnya delarasi ini dipertegas kembali dengan UU Nomor 17 Tahun 1985 tentang pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah negara kepulauan.
Pada tahun 1999, Presiden Soeharto mencanangkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara. Penetapan hari ini dipertegas dengan terbitnya Keputusan Presiden RI Nomor 126 Tahun 2001, sehingga tanggal 13 Desember resmi menjadi hari perayaan nasional.
Isi dari Deklarasi Juanda, 13 Desember 1957 :
1. Bahwa Indonesia menyatakan sebagai negara kepulauan yang mempunyai corak tersendiri
2. Bahwa sejak dahulu kala kepulauan nusantara ini sudah merupakan satu kesatuan
3. Ketentuan ordonansi 1939 tentang Ordonansi, dapat memecah belah keutuhan wilayah Indonesia dari deklarasi tersebut mengandung suatu tujuan :
a. untuk mewujudkan bentuk wilayah Kesatuan Republik Indonesia yang utuh dan bulat
 b. Untuk menentukan batas-batas wilayah NKRI, sesuai dengan azas negara Kepulauan
 c. Untuk mengatur lalu lintas damai pelayaran yang lebih menjamin keamanan dan keselamatan NKRI

Jumat, 19 Agustus 2011

masjid agung palembang



Masjid Agung Palembang
Jl. KH Faqih Usman, Kota Palembang - Sumatra Selatan

Masjid Agung Palembang merupakan salah satu peninggalan Kesultanan Palembang. Masjid ini didirikan oleh Sultan Mahmud Badaruddin I atau Sultan Mahmud Badaruddin Jaya Wikramo mulai tahun 1738 sampai 1748. Konon masjid ini merupakan bangunan masjid terbesar di Nusantara pada saat itu.

Saat pertama kali dibangun masjid ini mempunyai luas 1.080 m2 dengan daya tampung 1.200 jemaah. Perluasan pertama dilakukan dengan wakaf dari Sayid Umar bin Muhammad Assegaf Altoha dan Sayid Achmad bin Syech Sahab dibawah pimpinan Pangeran Nataagama Karta Mangala Mustafa Ibnu Raden Kamaluddin.

Pada tahun 1819 dan 1821, perbaikan dilakukan oleh pemerintah Belanda. Setelah dilakukan perbaikan kemudian dilakukan penambahan/perluasan pada tahun 1893, 1916, 1950-an, 1970-an, dan terakhir pada tahun 1990-an. Pada saat perluasan pada tahun 1966-1969 oleh Yayasan Masjid Agung, dilakukan pembangunan dengan membangun lantai ke dua sehingga luas masjid menjadi 5.520 m2 dengan daya tampung 7.750 orang. Pada renovasi dan pembangunan tahun 1970-an oleh Pertamina, dilakukan juga pembangunan menara dengan bentuk seperti sekarang ini. Menara asli dengan atapnya yang bergaya Cina tetap dijaga.

Keistimewaan
Masjid Agung Palembang ini mempunyai arsitektur yang khas yaitu atapnya berbentuk limas yang bernuansa Cina dengan bagian ujung atapnya melengkung ke atas. Arsitek pembangunan masjid ini adalah orang Eropa, dan beberapa bahan bangunannya seperti marmer dan kacanya diimpor dari Eropa. Jadi arsitektur bangunan masjid ini merupakan perpaduan arsitektur Eropa dan Cina.

Lokasi
Masjid Agung Palembang terletak Jl. KH Faqih Usman Palembang.

benteng kuto besak(palembang defence system)


Assalamu'alaikum  sobat blogger semua. Baru-baru ini Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan baru saja terpilih untuk menjadi tuan rumah bersama SEA GAMES 2011 mendampingi ibukota Jakarta. Beberapa hari yang lalu, Gubernur, Bapak Alex Noerdin beserta jajarannya sudah meresmikan dimulainya hitung mundur menjelang pelaksanaan SEA GAMES Palembang. Tentunya bagi kota Palembang, dengan ditunjuknya sebagai host pesta olahraga Asia Tenggara tersebut untuk pertama kali akan memicu pembangunan di segala sektor dan yang tak kalah pentingnya sarana infrastruktur di kota kami akan ditambah dan disempurnakan lagi. Mudah-mudahan juga event ini dapat membangkitkan ekonomi masyarakat menengah ke bawah.
Baiklah,kali ini saya akan menampilkan salah satu potensi wisata sekaligus aset sejarah yang sangat penting bagi kota Palembang yaitu Benteng Kuto Besak. Benteng yang mengiringi hebatnya perjuangan rakyat Palembang dalam mengusir penjajah dari bumi Indonesia.

Bangunan ini dibangun selama 17 tahun di mulai pada tahun 1780 dan diresmikan pemakaiannya pada hari senin tanggal 21 Februari 1797. Pemprakarsa pembangunan benteng ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin I (1724 - 1758) dan pembangunannya dilaksanakan oleh Sultan Mahmud Badaruddin, sebagai pengawas pembangunan dipercayakan kepada orang-orang China.

Benteng Kuto Besak Palembang mempunyai ukuran panjang 188,75 meter, lebar 183,75 meter dan tinggi 9,99 meter (30 kaki) serta tebal 1,99 meter (6 kaki). Di setiap sudutnya terdapat bastion(baluarti) bastion yang terletak disudut barat laut bentuknya berbeda dengan tiga bastion lainnya. Tiga bastion yang sama tersebut merupakan ciri khas bastion Benteng Kuto Besak, di sisi timur , selatan dan barat terdapat pintu masuk lainnya disebut lawang buritan.
Suatu kebanggaan bagi wong Palembang bahwa Benteng Kuto Besak merupakan satu-satunya benteng yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa. 

Sekarang, di pelataran benteng yang terletak di tepi sungai Musi ini dibangun semacam plaza dimana berbagai aktivitas warga berkumpul dan melepaskan penat sambil menikmati pemandangan indah sungai Musi dan Jembatan Ampera. Sering juga dipakai untuk pergelaran budaya dan show artis top lokal maupun Ibukota.Penasaran? datang deh ke Palembang sekarang juga atau saat SEA GAMES diadakan nanti. Happy Blogging  

sungai musi


Tidak lengkap rasanya bila berkunjung ke Palembang tanpa menyusuri sungai yang sangat terkenal itu. Ya.. Sungai Musi. Sungai yang menjadi kebanggaan masyarakat Palembang. Perjalanan menyusuri Sungai Musi merupakan hal yang wajib dilakukan bagi wisatawan yang ingin tahu bagaimana suasana Palembang yang sebenarnya.
Di sepanjang sungai Musi, kita dapat menemukan beberapa objek wisata yang menjadi kebanggaan juga untuk masyarakat Palembang. Sungai ini masih menjadi andalah masyarakat Palembang dalam hal transportasi air. Dapat dilihat dari banyaknya perahu (taksi) motor yang mondar-mandir membawa penumpang yang ingin menyeberang.
Cara Mencapai Daerah Ini
Untuk menuju sungai musi, anda dapat menggunakan angkutan kota (angkot) dengan jurusan Ampera atau pasar 16 Ilir, tarifnya sekitar Rp.1.500 " Rp.5.000 tergantung dari mana anda naik. Atau anda juga dapat menggunakan becak palembang, dengan tarif sekitar Rp.5000,- s/d Rp.10.000,-. . Dari Jembatan Ampera kita turun menuju dermaga dan menyewa sebuah perhu motor. Harganya sekitar Rp.50.000,- s/d Rp.100.000,- jangan mau bila minta lebih dari itu. Dengan harga segitu anda dapat menyusuri sungai Musi sepuasnya.
Tempat Menginap
Palembang merupakan salah satu kota tujuan wisata di Indonesia, jadi anda tidak perlu khawatir untuk mencari tempat menginap di Palembang. Harganya juga bervariatif antara Rp.250.000,- s/d Rp.5.000.000,-.
Tempat Bersantap

anda tidak perlu bingung mencari tempat makan di Palembang, karena sangat banyak dan beragam. Dan masing-masing dari tempat makan tersebut menawarkan menu andalan mereka yaitu pindang ikan Patin. Itu merupakan makanan khas Palembang. Anda harus mencobanya.
Berkeliling
Berkeliling Sungai Musi anda memang harus menggunakan perhau bermotor. Anda dapat menyewanya tepat dibawah jembatan Ampera. Disana memang pusatnya penyewaan kapal-kapal untuk disewa oleh wisatawan-wisatawan, baik asing maupun lokal.
Yang Dapat Anda Lihat Atau Lakukan
Sepanjang Sungai Musi ada beberapa objek wisata, seperti salah satunya Pulau Kemaro dan Makam Ratu Bagus Kuning. Anda dapat meminta supir perhu untuk membawa anda ke tempat-tempat tersebut. Jangan khawatir, mereka tahu benar kawasan itu.
Buah Tangan

Buah Tangan yang dapat anda beli, banyak sekali dari mulai kerupuk Palembang sampai Pempek semua tersedia. Dan juga kerajinan-kerajinan tangan, seperti songket dan kain jumputan.
Tips
Agar liburan anda terasa nyaman, ada beberapa tips yang mungkin akan berguna. Udara di Palembang cukup panas, sama halnya dengan Jakarta. Jadi pilihlah pakaian yang tipis dan menyerap keringat. Jangan lupa membawa Topi atau payung untuk melindungi diri dari sengatan matahari.

ikan belido khas palembang




Ciri-ciri 
Berukuran sedang, panjang maksimum 100 cm dan berat rata-rata 0,5-1 kg, di alam asli bisa mencapai 2 - 4 Kg. Bentuk badannya pipih dengan kepala yang berukuran kecil dan di bagian tengkuknya terlihat bungkuk. Rahang atas letaknya jauh di belakang mata. Badan tertutup oleh sisik yang berukuran kecil. Sisik di bagian punggungnya berwarna kelabu sedangkan di bagian perutnya putih keperakan. Pada bagian sisinya terdapat lingkaran putih seperti bola-bola hitam yang masing-masing dikelilingi lingkaran putih. Dengan bertambahnya umur hiasan tubuh ikan belida akan hilang dengan sendirinya dan diganti oleh garis-garis kehitaman, sistem reproduksi ikan ini dengan bertelur. Merupakan ikan air tawar yang bersifat predator atau pemangsa dan nokturnal (aktif pada malam hari). Pada siang hari biasanya bersembunyi diantara vegetasi. Makanannya berupa anak-anak ikan dan udang. Tak jarang mangsanya berukuran lebih besar. Ikan belida jantan bertugas membuat sarang yang dibuatnya dari ranting dan daun, juga menjaga telur dan anak-anaknya. Ikan belida dapat menghirup udara dari atmosfir. Ikan karnivora ini hidup di kedalaman 2-3 meter di tempat-tempat gelap. Saat air sungai meluap, mereka naik ke rawa-rawa untuk kawin dan melepas telurnya di sana.

oleh oleh khas palembang


Pempek atau Empek-empek adalah makanan khas Palembang yang terbuat dari ikan dan sagu. Sebenarnya sulit untuk mengatakan bahwa pempek pusatnya adalah Palembang karena hampir di semua daerah di Sumatera Selatan memproduksinya.
Penyajian pempek ditemani oleh saus berwarna hitam kecoklat-coklatan yang disebut cuka atau cuko (bahasa Palembang). Cuko dibuat dari air yang dididihkan, kemudian ditambah gula merah, udang ebi dan cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Bagi masyarakat asli Palembang, cuko dari dulu dibuat pedas untuk menambah nafsu makan. Namun seiring masuknya pendatang dari luar pulau Sumatera maka saat ini banyak ditemukan cukodengan rasa manis bagi yang tidak menyukai pedas. Cuko dapat melindungi gigi dari karies (kerusakan lapisan email dan dentin). Karena dalam satu liter larutan kuah pempek biasanya terdapat 9-13 ppm fluor. satu pelengkap dalam menyantap makanan berasa khas ini adalah irisan dadu timun segardan mie kuning.
Jenis pempek yang terkenal adalah "pempek kapal selam", yaitu telur ayam yang dibungkus dengan adonan pempek dan digoreng dalam minyak panas. Ada juga yang lain seperti pempek lenjer, pempek bulat (atau terkenal dengan nama "ada'an"), pempek kulit ikan, pempek pistel (isinya irisanpepaya muda rebus yang sudah dibumbui), pempek telur kecil, dan pempek keriting.
Pempek bisa ditemukan dengan sangat mudah di seantero Kota Palembang. Pempek dijual dimana-mana di Palembang, ada yang menjual di restoran, ada yang dipinggir jalan, dan juga ada yang dipikul. Disemua kantin sekolah/tempat kerja/kampus pasti ada yang menjual pempek. Tahun 1980-an, penjual pempek biasa memikul 1 keranjang pempek penuh sambil berkeliling Kota Palembang jalan kaki menjajakan makanannya. Pempek sekarang ada dua jenis yaitu Pempek biasa dan Parempek, campuran antara Pare dan Pempek.

Menurut sejarahnya, pempek telah ada di Palembang sejak masuknya perantau Cina ke Palembang, yaitu di sekitar abad ke-16, saat Sultan Mahmud Badaruddin II berkuasa di kesultanan Palembang-Darussalam. Nama empek-empek atau pempek diyakini berasal dari sebutan "apek", yaitu sebutan untuk lelaki tua keturunan Cina.
Berdasarkan cerita rakyat, sekitar tahun 1617 seorang apek berusia 65 tahun yang tinggal di daerah Perakitan (tepian Sungai Musi) merasa prihatin menyaksikan tangkapan ikan yang berlimpah di Sungai Musi yang belum seluruhnya dimanfaatkan dengan baik, hanya sebatas digoreng dan dipindang. Ia kemudian mencoba alternatif pengolahan lain. Ia mencampur daging ikan giling dengan tepung tapioka, sehingga dihasilkan makanan baru. Makanan baru tersebut dijajakan oleh para apek dengan bersepeda keliling kota. Oleh karena penjualnya dipanggil dengan sebutan "pek … apek", maka makanan tersebut akhirnya dikenal sebagai empek-empek atau pempek.[1]
Namun cerita rakyat ini patut ditelaah lebih lanjut karena singkong baru diperkenalkan bangsa Portugis ke Indonesia pada abad 16. Selain itu velocipede (sepeda) baru dikenal di Perancis dan Jerman pada abad 18. Selain itu Sultan Mahmud Badaruddin baru lahir tahun 1767. Juga singkong sebagai bahan baku sagu baru dikenal pada zaman penjajahan Portugis dan baru dibudidayakan secara komersial tahun 1810. Walaupun begitu sangat mungkin pempek merupakan adaptasi dari makanan Cina seperti baso ikan, kekian ataupun ngohyang.
Pada awalnya pempek dibuat dari ikan belida. Namun, dengan semakin langka dan mahalnya harga ikan belida, ikan tersebut diganti dengan ikan gabusyang harganya lebih murah, tetapi dengan rasa yang tetap gurih.
Pada perkembangan selanjutnya, digunakan juga jenis ikan sungai lainnya, misalnya ikan putak, toman, dan bujuk. Dipakai juga jenis ikan laut seperti TenggiriKakap Merah, parang-parang, ekor kuning, dan ikan sebelah. Juga sudah ada yang menggunakan ikan dencis (skripsi satu mahasiswa di Riau isan_mutuah@plasa.com), ikan lele serta ikan tuna putih.

Dari satu adonan pempek, ada banyak makanan yang bisa dihasilkan, bergantung baik pada komposisi maupun proses pengolahan akhir dan pola penyajian. Di antaranya adalah LaksanTekwanModel,dan Celimpungan. Laksan dan celimpungan disajikan dalam kuah yang mengandung santan; sedangkan model dan tekwan disajikan dalam kuah yang mengandung kuping gajah, kepala udang, bengkuang,serta ditaburi irisan daun bawang, seledri, dan bawang goreng dan bumbu lainnya. Varian baru juga sudah mulai dibuat orang, misalnya saja kreasi Pempek Susan di Jelambar yang membuat pempek keju,pempek baso sapi, pempek sosis serta pempek lenggang keju yang dipanggang di wajan anti lengket.

[sunting]


[sunting]


kain songket palembang

SONGKET Palembang sudah tersohor keindahannya. Kain hasil tenunan halus ini memiliki ciri khas berupa motif benang emas dan perak yang variatif, serta warna nan indah. Siapapun gadis Palembang yang mengenakannya, terlihat bertambah cantik.

Sejak dulu, Palembang ramai didatangi para pedagang dari berbagai penjuru dunia untuk berniaga. Para pedagang dari Tiongkok, misalnya datang membawa kain sutra sedangkan pedagang India membawa benang emas dan perak.

Kedua bahan kemudian digabungkan oleh tangan-tangan terampil para gadis Palembang. Mereka menenunnya di pedesaan hingga menghasilkan kain tenun yang mencirikan kebudayaaan Melayu. Kain kemudian dikenal dengan nama Songket yang menjadi kain khas Palembang yang tersohor di Pulau Sumatera, Semenanjung Malaka hingga pelosok tanah air bahkan mancanegara.

Selanjutnya, songket bukan hanya menjadi kain tenun khas Palembang melainkan juga kain tenun khas Melayu. Pembuatan songket menggunakan seperangkat alat tenun, disebut dayan, melalui tahapan yang rumit. Sebelum ditenun, benang sutra yang awalnya berwarna putih melewati proses pewarnaan terlebih dahulu.

Kemudian, masuk tahap pencukitan yang mirip dengan proses streamin dalam penyulaman sesuai pola corak dan motif yang sudah didesain. Baru kemudian penenunan dimulai. Seluruh proses dapat memakan waktu hingga tiga bulan untuk mendapatkan kain songket yang halus.

Alat tenunnya yang berbahan dasar kayu ada berbagai macam. Masing-masing memiliki nama dan fungsi tersendiri, seperti dayan, beliro, pelipir, penyincing, tuju bilang, chacha, suri (sisir) buluh bambu, apit, dan pur.

Tak hanya perangkat peralatan dan tahapan pembuatannya yang rumit, pola corak warna dan motif benang emasnya pun banyak macamnya. Setiap bentang kain memiliki 4 bagian, yaitu pinggiran, tumpal, tengah, dan tretes untuk ujung siku kain. Setiap bagian, motifnya berbeda.

Bagi sebagian orang, memiliki songket mempunyai gengsi tersendiri sebab bisa menunjukkan martabat. Oleh karena itu, kain ini oleh pemiliknya tetap dijaga dengan baik bahkan dijadikan koleksi hingga kemudian diwariskan ke anak-cucu. Semakin tua umur songket Palembang, semakin mahal harganya.

Kain songket biasanya digunakan oleh pria dan wanita pada acara-acara pernikahan yang tidak hanya berasal dari adat Palembang, juga daerah-daerah lain. Atau pada resepsi resmi dan acara-acara adat. Hasil industri rumah tangga ini sering kali dijadikan cenderamata wisatawan saat bertandang ke Palembang atau kota lain di Sumatera Selatan.

Di pasaran Kota Palembang, harga songket bervariasi, mulai ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Perawatannya mudah, kain atau selendang songket digulung lalu dimasukkan ke dalam kotak atau kantong dan diberi sedikit merica agar tidak dimakan rayap.

dan salah satu pembuat songket di palembang yang terkenal yaitu kub segentar alam

makanan khas palembang


Pernahkah anda menyadari bahwa kota Palembang ternyata sangat kaya akan berbagai jenis makanan dan masakan khas yang uuuueenaak bangeeeet….atau super lezat. Mulai dari jenis kudapan seperti dessert; es kacang merah, srikayo dan puding yang terbuat dari agar-agar asli rumput laut, bolu, hingga masakan misalnya ada pindang ikan patin meranjat (meranjat nama salah satu daerah di sumsel), tempoyak, berengkes tempoyak, sop buntut hingga makanan khas yang sudah terkenal yaitu pempek dengan berbagai jenis; misalnya otak-otak ikan, pempek adaan, pempek kriting, pempek pastel, pempek telor, pempek panggang, pempek lenggang, serta kerupuk juga dengan berbagai jenis, ada yang terbuat dari ikan, udang, dan cumi-cumi serta kepiting hingga kerupuk yang terbuat dari belut dan bekicot yang terakhir ini berasal dari pulau bangka dan sekitarnya.
Kebanyakan orang Indonesia yang berasal dari suku lain, maksudnya yang bukan berasal dari Palembang dan sumsel hanya tahu bahwa makanan khas palembang adalah pempek saja. Sehingga pempek memang yang paling dikenal daripada jenis makanan khas-nya yang lain. Padahal kenyataannya terdapat banyak sekali jenis makanan dan masakan khas Palembang yang lain yang mungkin belum dikenal oleh orang Indonesia yang berasal dari suku lain. Sungguh disayangkan bila anda sampai tidak tahu tentang jenis-jenis makanan dan masakan khas yang terdapat di Palembang karena semua jenis makanan dan masakan tersebut sangat lezat dan sedap.
Tahukah Anda bahwa ternyata ada banyak sekali jenis makanan khas Palembang, mungkin kalo dihitung bisa lebih dari 30 jenis makanan yang super enaak dan lezaaat yang terdapat di kota yang terkenal dengan pempek tersebut. Contohnya ada: Burgo, lakso, celimpungan, laksan, tekwan, model ikan dan model gandum, rujak mi, mi celor, martabak HAR (martabak India), bolu delapan jam, bolu maksubah, itu baru jenis makanan kemudian untuk makanan pencuci mulut atau dessert: ada srikayo, aneka puding yang terbuat dari rumput laut asli dan es kacang merah yang sangat khas yang tidak terdapat didaerah lain di Indonesia. Kemudian untuk masakan ada tempoyak dan berengkes ikan (pepes ikan patin diramu dengan durian yang difermentasikan), ada pindang ikan patin meranjat yang lezat sekali apalagi ditambah dengan sambal bacang/mangga putih muda dan makanannya selagi hangat dijamin pasti satu piring tidak cukup. Bahkan pakar kuliner maknyus pak Bondan dan pak Wiliam Wongso sudah beberapa kali mengunjungi tempat-tempat kuliner di Palembang dan sudah dipublikasikan di acara kuliner di beberapa televisi swasta.
Untuk jelasnya silahkan lihat sebagian jenis makanan tersebut dari gambar-gambar yang dipaparkan ini. Anda mau mencoba? sayangnya akan lebih terasa di lidah rasa yang asli apabila anda mengunjungi langsung kota Palembang, karena meskipun mungkin di kota seperti Jakarta dan kota yang lain terdapat restoran makanan dan masakan khas Palembang namun rasanya pastinya berbeda dengan rasa yang asli dari Palembang.

sejarah jembatan ampera

Pembangunan jembatan gerak ini dimulai pada bulan April 1962, setelah mendapat persetujuan dari Presiden Soekarno. Biaya pembangunannya diambil dari dana rampasan perang Jepang dalam kata lain Semua di tanggung oleh pemerintah jepang dari kontraktor dan pekerja. lihat Foto Jembatan Ampera.

Pada awalnya, jembatan sepanjang 1.177 meter dengan lebar 22 meter ini, dinamai Jembatan Bung Karno. Menurut sejarawan Djohan Hanafiah, pemberian nama tersebut sebagai bentuk penghargaan kepada Presiden RI pertama itu. Bung Karno secara sungguh-sungguh memperjuangkan keinginan warga Palembang, untuk memiliki sebuah jembatan di atas Sungai Musi
Peresmian pemakaian jembatan dilakukan pada tahun 1965 tepatnya pada tanggal 30 September 1965 Oleh Letjend Ahmad Yani ( sore hari Pak Yani Pulang dan subuh 1 Oktober 65 menjadi Korban Gestok), sekaligus mengukuhkan nama Bung Karno sebagai nama jembatan. Akan tetapi, setelah terjadi pergolakan politik pada tahun 1966, ketika gerakan anti-Soekarno sangat kuat, nama jembatan itu pun diubah menjadi Jembatan Ampera. tetapi masyarakat palembang lebih suka memanggil jembatan ini dengan sebutan “Proyek Musi”.

Bagian tengah Jembatan Ampera, ketika baru selesai dibangun, sepanjang 71,90 meter, dengan lebar 22 meter. Bagian jembatan yang berat keseluruhan 944 ton itu dapat diangkat dengan kecepatan sekitar 10 meter per menit. Dua menara pengangkatnya berdiri tegak setinggi 63 meter. Jarak antara dua menara ini 75 meter. Dua menara ini dilengkapi dengan dua bandul pemberat masing-masing sekitar 500 ton.

Pada saat bagian tengah jembatan diangkat, kapal dengan ukuran lebar 60 meter dan dengan tinggi maksimum 44,50 meter, bisa lewat mengarungi Sungai Musi. Bila bagian tengah jembatan ini tidak diangkat, tinggi kapal maksimum yang bisa lewat di bawah Jembatan Ampera hanya sembilan meter dari permukaan air sungai.

Sejak tahun 1970, Jembatan Ampera sudah tidak lagi dinaikturunkan. Alasannya, waktu yang digunakan untuk mengangkat jembatan ini, yaitu sekitar 30 menit, dianggap mengganggu arus lalu lintas antara Seberang Ulu dan Seberang Ilir, dua daerah Kota Palembang yang dipisahkan oleh Sungai Musi.

Alasan lain karena sudah tidak ada kapal besar yang bisa berlayar di Sungai Musi. Pendangkalan yang semakin parah menjadi penyebab Sungai Musi tidak bisa dilayari kapal berukuran besar. Sampai sekarang, Sungai Musi memang terus mengalami pendangkalan . Pada tahun 1990, dua bandul pemberat untuk menaikkan dan menurunkan bagian tengah jembatan, yang masing-masing seberat 500 ton, dibongkar dan diturunkan karena khawatir jika sewaktu-waktu benda itu jatuh dan menimpa orang yang lewat di jembatan. “Bayangkan jika benda seberat itu menimpa kepala kita,”

Jembatan Ampera pernah direnovasi pada tahun 1981, dengan menghabiskan dana sekitar Rp 850 juta. Renovasi dilakukan setelah muncul kekhawatiran akan ancaman kerusakan Jembatan Ampera bisa membuatnya ambruk.
Bersamaan dengan eforia reformasi tahun 1997, beberapa onderdil jembatan ini diketahui dipreteli pencuri. Pencurian dilakukan dengan memanjat menara jembatan, dan memotong beberapa onderdil jembatan yang sudah tidak berfungsi. Warna jembatan pun sudah mengalami 3 kali perubahan dari awal berdiri berwarna abu-abu terus tahun 1992 di ganti kuning dan terakhir di tahun 2002 menjadi merah sampai sekarang.
Saat ini, berkembang wacana tentang pentingnya pembangunan Jembatan Musi III dan Musi IV, yang menghubungkan antara Seberang Ilir dan Seberang Ulu Palembang. Pembangunan dua jembatan dimaksudkan agar Jembatan Ampera tidak kelebihan beban kendaraan yang melintas, sekaligus untuk lebih membuka kawasan Seberang Ulu.
Harapan sebagian warga Palembang yang ingin melihat Jembatan Ampera seperti dulu, agaknya sulit terwujud. Tetapi menurut riset terakhir pemerintah Jepang Jembatan Ampera masih tetap kokoh sampai 50 tahun lagi. dan akan segera di lakukan renovasi ulang oleh kontraktor Jepang , tetapi dengan catatan Jembatan harus di tutup selama 2 Tahun.