blognyo wong kito

Jumat, 19 Agustus 2011

kain songket palembang

SONGKET Palembang sudah tersohor keindahannya. Kain hasil tenunan halus ini memiliki ciri khas berupa motif benang emas dan perak yang variatif, serta warna nan indah. Siapapun gadis Palembang yang mengenakannya, terlihat bertambah cantik.

Sejak dulu, Palembang ramai didatangi para pedagang dari berbagai penjuru dunia untuk berniaga. Para pedagang dari Tiongkok, misalnya datang membawa kain sutra sedangkan pedagang India membawa benang emas dan perak.

Kedua bahan kemudian digabungkan oleh tangan-tangan terampil para gadis Palembang. Mereka menenunnya di pedesaan hingga menghasilkan kain tenun yang mencirikan kebudayaaan Melayu. Kain kemudian dikenal dengan nama Songket yang menjadi kain khas Palembang yang tersohor di Pulau Sumatera, Semenanjung Malaka hingga pelosok tanah air bahkan mancanegara.

Selanjutnya, songket bukan hanya menjadi kain tenun khas Palembang melainkan juga kain tenun khas Melayu. Pembuatan songket menggunakan seperangkat alat tenun, disebut dayan, melalui tahapan yang rumit. Sebelum ditenun, benang sutra yang awalnya berwarna putih melewati proses pewarnaan terlebih dahulu.

Kemudian, masuk tahap pencukitan yang mirip dengan proses streamin dalam penyulaman sesuai pola corak dan motif yang sudah didesain. Baru kemudian penenunan dimulai. Seluruh proses dapat memakan waktu hingga tiga bulan untuk mendapatkan kain songket yang halus.

Alat tenunnya yang berbahan dasar kayu ada berbagai macam. Masing-masing memiliki nama dan fungsi tersendiri, seperti dayan, beliro, pelipir, penyincing, tuju bilang, chacha, suri (sisir) buluh bambu, apit, dan pur.

Tak hanya perangkat peralatan dan tahapan pembuatannya yang rumit, pola corak warna dan motif benang emasnya pun banyak macamnya. Setiap bentang kain memiliki 4 bagian, yaitu pinggiran, tumpal, tengah, dan tretes untuk ujung siku kain. Setiap bagian, motifnya berbeda.

Bagi sebagian orang, memiliki songket mempunyai gengsi tersendiri sebab bisa menunjukkan martabat. Oleh karena itu, kain ini oleh pemiliknya tetap dijaga dengan baik bahkan dijadikan koleksi hingga kemudian diwariskan ke anak-cucu. Semakin tua umur songket Palembang, semakin mahal harganya.

Kain songket biasanya digunakan oleh pria dan wanita pada acara-acara pernikahan yang tidak hanya berasal dari adat Palembang, juga daerah-daerah lain. Atau pada resepsi resmi dan acara-acara adat. Hasil industri rumah tangga ini sering kali dijadikan cenderamata wisatawan saat bertandang ke Palembang atau kota lain di Sumatera Selatan.

Di pasaran Kota Palembang, harga songket bervariasi, mulai ratusan ribu hingga ratusan juta rupiah. Perawatannya mudah, kain atau selendang songket digulung lalu dimasukkan ke dalam kotak atau kantong dan diberi sedikit merica agar tidak dimakan rayap.

dan salah satu pembuat songket di palembang yang terkenal yaitu kub segentar alam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar